Mitos mengenai penyakit mata dan pengobatannya telah lama beredar di tengah masyarakat Indonesia. Mitos ini disampaikan dari generasi ke generasi sehingga sebagian besar masyarakat percaya akan mitos tersebut. Fakta mengenai mitos-mitos tersebut penting untuk diketahui agar masyarakat memiliki persepsi dan pemahaman yang tepat mengenai penyakit mata. Berikut ini kami akan mengupas beberapa fakta dari mitos seputar penyakit mata yang telah lama beredar di masyarakat.
1. Bintitan Timbul Karena Sering Mengintip
Tidak Benar
Bintitan atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama hordeolum sebenarnya merupakan suatu infeksi pada kelenjar yang terdapat di kelopak mata. Umumnya infeksi ini disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang dikenal dengan nama Staphylococcus aureus. Jika kelenjar di kelopak mata ini terinfeksi oleh bakteri tersebut maka akan terbentuk bisul. Bisul pada kelopak mata inilah yang oleh masyarakat dikenal sebagai bintitan. Penyakit ini biasanya akan sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan antara lain dengan tetap menjaga kebersihan kelopak mata dan memberikan kompres hangat 4x/hari masing-masing selama 10 menit.
2. Makan Banyak Wortel Dapat Menyembuhkan Rabun Jauh
Tidak Benar
Rabun jauh (mata minus) dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama miopia merupakan suatu gangguan penglihatan dimana mata tidak mampu untuk melihat benda yang jaraknya jauh sehingga pandangan menjadi kabur saat melihat benda jauh. Rabun jauh ini dapat terjadi karena adanya perubahan kelengkungan kornea, adanya gangguan pada lensa mata atau terjadinya pemanjangan sumbu bola mata.
Pemberian wortel dan zat-zat makanan yang kaya akan vitamin A memang terbukti baik bagi kesehatan mata, namun bukan untuk menyembuhkan rabun jauh. Peranan wortel dan vitamin A dalam kesehatan mata adalah untuk mencegah dan mengatasi gangguan mata yang terjadi akibat kekurangan vitamin A seperti xeroftalmia (mata menjadi kering) atau rabun senja (penglihatan yang terganggu di saat gelap/malam hari). Karena itu, jika penyebab pandangan kabur/buram adalah defisiensi vitamin A maka konsumsi banyak wortel dapat membantu mengatasi kelainan mata tersebut, namun jika penyebab pandangan kabur adalah rabun jauh maka sebaiknya diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa minus atau lensa kontak. Pada keadaan tertentu, rabun jauh dapat juga diatasi dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, Laser Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (Lasik).
3. Membaca Dalam Posisi Tiduran Dapat Menyebabkan Rabun Jauh (Mata Minus)
Tidak Benar.
Rabun jauh (mata minus) dapat terjadi akibat adanya perubahan kelengkungan kornea, gangguan pada lensa mata atau karena memanjangnya sumbu bola mata. Posisi membaca tidak akan berpengaruh dalam memicu timbulnya rabun jauh. Membaca dalam posisi berbaring (tiduran) akan menimbulkan berbagai keluhan mata yang terjadi akibat mata lelah karena saat membaca dalam posisi berbaring tanpa disadari jarak antara mata dengan buku akan menjadi lebih dekat. Hal ini akan memaksa mata untuk berakomodasi terus menerus agar bayangan jatuh tepat di retina. Mata yang berakomodasi terus menerus akan menjadi cepat lelah sehingga timbul keluhan-keluhan seperti pandangan menjadi buram, mata perih, sakit kepala, dan lain sebagainya. Namun, keluhan keluhan ini hanya bersifat sementara. Dengan mengistirahatkan mata secara teratur maka keluhan-keluhan ini dapat diatasi.
4. Menonton TV Terlalu Dekat Dapat Merusak Mata
Tidak Benar
Menonton TV terlalu dekat hanya akan menyebabkan mata terasa sakit dan tidak nyaman untuk sementara. Saat mata digunakan untuk menonton TV terlalu dekat maka otot-otot mata akan berakomodasi terus menerus dan mata cenderung lupa untuk berkedip sehingga mata menjadi cepat lelah dan kering. Hal ini menyebabkan kualitas penglihatan menjadi terganggu. Namun keluhan-keluhan ini hanya bersifat sementara. Untuk mengatasinya ada baiknya untuk tidak lupa mengistirahatkan mata dengan mengalihkan fokus penglihatan atau dengan melihat sesuatu di tempat yang lebih jauh setiap 15-30 menit.
Yang perlu dikhawatirkan dari menonton TV adalah efek dari sinar biru yang dipancarkan oleh TV. Sinar ini dapat menimbulkan kerusakan mata pada anak karena sinar ini berpotensi menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang menimbulkan kerusakan pada retina mata anak.
Oleh karena itu jelaslah bahwa yang dapat menimbulkan kerusakan pada mata bukanlah jarak menonton yang terlalu dekat terhadap layar TV, namun lamanya paparan terhadap layar TV dan media-media lain yang memancarkan sinar biru seperti komputer, lampu neon, dan lain sebagainya.
5. Pengguna Kacamata Harus Selalu Menggunakan Kacamata Terus Menerus Untuk Mencegah Mata Bertambah Rusak
Tidak Benar
Jika pengguna kacamata melihat tanpa menggunakan kacamata, maka semua benda akan terlihat tidak fokus dan mata akan dipaksa bekerja lebih keras untuk memfokuskan benda tersebut. Mata yang dipaksa bekerja keras dengan berakomodasi terus menerus akan cepat menjadi lelah dan timbul keluhan berupa sakit kepala, mata perih, dan penglihatan kabur. Namun hal ini tidak akan menimbulkan kerusakan jangka panjang terhadap mata. Kaca mata akan membantu anda untuk melihat dengan lebih baik tanpa mata harus bekerja keras. Dengan menggunakan kacamata maka penglihatan tidak akan memburuk dengan cepat, namun tidak menggunakan kacamata pun tidak akan merusak mata anda secara permanen.
6. Semua Kebutaan Dapat Disembuhkan Dengan Donor Mata
Tidak benar
Yang dimaksud dengan donor mata dalam dunia kedokteran adalah mendonorkan bagian kornea mata, bukan mendonorkan bola mata seutuhnya. Kornea merupakan lapisan paling depan dari bola mata yang berwarna transparan. Kornea yang bersifat transparan ini akan meneruskan cahaya yang masuk ke mata menuju ke sel sel penerima cahaya di retina. Jika terjadi kerusakan pada kornea mata karena berbagai hal, seperti infeksi, trauma mata, dan lainnya, maka kornea mata dapat berubah menjadi keruh. Korena mata yang keruh tidak dapat menjalankan peranannya untuk meneruskan cahaya ke retina, sehingga penderita tidak dapat melihat apa-apa dalam keadaan kornea mata yang keruh (buta). Donor kornea bertujuan untuk mengembalikan fungsi penglihatan bagi pasien-pasien yang mengalami kebutaan akibat kerusakan kornea dengan mengembalikan kejernihan kornea mata. Karena itu, tidak semua jenis kebutaan dapat diobati dengan donor kornea.
7. Mata Merah Disebabkan oleh Paparan Debu dan Asap
Tidak selalu benar.
Tidak semua mata merah disebabkan oleh debu dan asap. Mata merah dapat juga ditimbulkan akibat adanya iritasi oleh bahan kimia, alergi, ataupun infeksi, baik infeksi bakteri, virus ataupun jamur. Sangat penting untuk membedakan berbagai penyebab dari mata merah ini karena masing-masing memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
Mata merah akibat iritasi bahan kimia dapat diketahui jika sebelumnya terdapat riwayat paparan mata terhadap bahan kimia. Hal ini harus segera diatasi dengan membasuh mata dengan air mengalir. Mata merah yang disebabkan oleh alergi umumnya disertai dengan keluhan mata terasa gatal, berwarna merah dan berair. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menghindari pajanan terhadap sumber alergi atau dengan memberikan obat tetes antihistamin untuk mengatasi gejala-gejala yang ada. Sementara mata merah yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan adanya kotoran mata (belek) dan mata terasa perih/sakit. Mata merah akibat infeksi dapat diatasi dengan pemberian obat tetes mata yang mengandung antibotik.
8. Semua Mata Merah Dapat Diobati Dengan Obat Tetes Mata
Tidak selalu benar
Terdapat berbagai jenis obat tetes mata. Tergantung dengan penyebab timbulnya mata merah, maka tetes mata yang diberikan pun berbeda-beda. Jika pemilihan obat tetes mata tidak sesuai dengan penyebabnya maka keluhan mata merah dapat terus berlanjut bahkan menjadi bertambah parah. Mata merah yang disebabkan oleh glaucoma ataupun infeksi tidak dapat diobati dengan obat tetes mata yang dijual bebas di pasaran. Untuk mengatasi mata merah akibat infeksi pun tersedia beberapa jenis obat tetes mata yang berbeda tergantung penyebab infeksinya, apakah disebabkan oleh virus, jamur ataupun bakteri. Karena itu penggunaan obat tetes mata sebaiknya berada di bawah pantauan dokter. Obat tetes mata tidak boleh digunakan secara sembarangan, dan berlarut-larut. Penggunaan obat tetes mata yang tidak sesuai anjuran dan berlarut-larut dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar