BI: Dampak Perang Kurs Masih Teratasi
Jumat, 12 November 2010 | 17:23 WIB
PALU, KOMPAS.com — Penguatan rupiah terhadap dollar AS yang masih dalam batas normal dibanding dengan negara-negara berkembang lainnya membuat Indonesia belum terlalu merasakan dampak dari perang mata uang yang terjadi saat ini.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Palu, Jumat (12/11/2010), mengatakan bahwa ada dua hal yang dilakukan dalam menghadapi situasi perang mata uang, yakni menjaga penguatan rupiah tidak terlalu cepat dan mempersiapkan langkah antisipasi jika terjadi arus balik modal asing.
Menurut Darmin, masa pemulihan ekonom negara-negara berkembang yang lebih cepat dibanding negara-negara maju, pemicu terjadinya perang mata uanng.
Tingkat suku bunga di negara-negara berkembang yang lebih tinggi mengakibatkan terjadinya pelarian modal dari negara-negara maju.
Aliran modal ini kemudian membuat nilai tukar mata uang negara-negara berkembang menguat, tetapi di pihak lain menimbulkan kekhawatiran negara-negara maju. Sebab, melemahkan daya saing mereka dalam perdagangan, terutama ekspor.
"Akibatnya, mereka (negara maju) mulai menjaga diri dengan melakukan intervensi dan kebijakan-kebijakan yang aneh-aneh yang justru memperburuk situasi perekonomian global," katanya.
Lebih lanjut, Darmin mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sejak Januari hanya menguat 5,5 persen, masih lebih rendah dibanding penguatan mata uang Malaysia dan Thailand sebesar 11 persen, serta Jepang 14 persen. "Artinya, penguatan rupiah tersebut masih cukup aman bagi Indonesia," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, bank sentral akan memupuk cadangan devisa yang lebih banyak yang dapat digunakan setiap saat jika terjadi pelarian modal asing-asing secara tiba-tiba. "Kedua strategi ini yang tengah dilakukan saat ini dalam menghadapi situasi perang mata uang," tambahnya.
Darmin menilai solusi terbaik keluar dari situasi perang mata uang ini adalah membangun konsesus internasional, tetapi ia pesimistis hal itu dapat tercapai dalam waktu dekat ini.
Darmin berada di Palu, Sulawesi Tengah, untuk melantik Rahmat Hernowo sebagai Pemimpin BI Palu menggantikan Soeparmo.
Terjadi Penurunan Produksi Hingga 30 Persen
Senin, 15 November 2010 00:31 wita
Beritabali.com, Renon, Volume Produksi hasil perkebunan Bali selama Januari hingga Oktober tahun ini mengalami penurunan rata-rata sekitar 20-30 persen. Penurunan volume produksi hasil perkebunan ini terjadi akibat terjadinya gagal panen akibat dampak hujan yang berkempanjangan. Dimana hasil-hasil perkebunan seperti kopi, kakao dan jambu mete mengalami busuk buah akibat tingginya intensitas hujan.
Kepala Bidang Humas Pemprov Bali Ketut Teneng pada keteranganya di Renon (2/11) menyampaikan penurunan volume produksi hasil perkebunan yang paling tajam mengalami penurunan adalah produksi kakao yang turun mencapai 30 persen.
Menurut Ketut Teneng, penurunan produksi sebenarnya
dapat dikurangi jika petani tidak terlambat mendapatkan informasi cuaca dari Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Kalau sebelum berbuah dan berbungan sudah dapat informasi maka bisa dilakukan pemangkasan, tetapi setelah berbunga dan berbuah baru mendapatkan informasi maka petani enggan melakukan pemangkasan” papar Ketut Teneng.
Ketut Teneng menyebutkan secara rata-rata produksi kakao Bali pertahun mencapai 8 ribu ton. Sedangkan produksi kopi Bali jenis arabika mencapai 3.200 ton dan kopi jenis robusta mencapai 10 ribu ton. Sementara khusus untuk produksi jambu mete Bali mencapai 3 ribu ton pertahun.
Dari kedua contoh berita di atas tersebut menurut saya menggunakan bahasa yang berbeda tapi cukup dapat di mengerti, Dan pada artikel dari berita situs Kompas.com dapat di simpulkan bahwa penggunaan bahasa tersebut banyak mengunakkan gaya bahasa Asing atau istilah-istilah bahasa yang jarang di dengar dan juga terdapat juga Bahasa baku dan tak baku yang di gunakan,akan tetapi pemberitaannya cukup detail dan dapat mudah di mengerti penggunaan gaya bahasanya, Sedangkan pada artikel dari berita situs Beritabali.com dapat di istilahkan penggunaan gaya bahasa sangat ringkas dan detail sangat mudah dimengerti dengan penyesuaian tata bahasanya yang sopan.
Sumber :
Kompas.com
Beritabali.com
0 komentar:
Posting Komentar